Assalamualaikum semuanya !
Welcome back to my blog, semoga kalian bisa menikmati apa yang aku tulis ya. Oh iya apa kabar nih temen-temen semua? Aku harap kalian sehat selalu, tetap jaga kesehatan, jangan lupa pakai masker dan handsantizer ya.
Jadi, pada kesempatan kali ini aku akan bercerita mengenai kelompok minoritas yang ada di daerah ku. Seperti yang sudah kita ketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam ras, suku, agama, etnis, bahasa dan budayanya. Keberagaman inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi negara Indonesia. Adanya keberagaman di Indonesia melahirkan rasa toleransi terhadap masyarakat.
Meskipun Indonesia memiliki berbagai macam perbedaan, akan tetapi masyarakat di Indonesia bisa memiliki rasa toleransi. Misalnya, ketika ada orang yang berasal dari suku Batak kemudian ia berkunjung ke pulau Jawa yang pastinya masyarakat nya mayoritas suku Jawa dan bahasanya pun bahasa Jawa. Akan tetapi, jika mereka berbincang dengan menggunakan bahasa Indonesia maka, obrolan mereka pun bisa searah. Sesuai dengan semboyan kita yaitu "Bhinneka tunggal Ika" yang memiliki arti yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu.
Aku tinggal di Gresik, tepatnya di perumahan Oma Indah Menganti. Disini kebanyakan warganya bukan asli Gresik, melainkan banyak pendatang dari luar Gresik yang tinggal disini. Mayoritas warga disini berasal dari Surabaya, tetapi ada juga yang dari luar pulau Jawa. Misalnya, Manado, Bali, Samarinda, Kalimantan, Jakarta, Bojonegoro, Madura, dan lain sebagainya. Kami disini awalnya menggunakan bahasa Indonesia karena tidak semua warga disini paham akan bahasa Jawa. Kemudian setelah mereka (orang luar Jawa) sudah mulai terbiasa mendengar bahasa Jawa dan sedikit paham akan bahasa Jawa, kami mulai mengganti bahasa Jawa sedikit demi sedikit dalam percakapan.
Sama halnya dengan Ibu satu ini. Disini aku tidak sendirian, aku ditemani oleh Bu Leman. Beliau berasal dan asli dari Bali. Dulunya beliau beragama Hindu, kemudian setelah beliau memutuskan untuk menikah dengan suaminya dan suaminya beragama Islam. Maka, beliau akhirnya memutuskan untuk memeluk agama Islam. Tinggal di lingkungan yang mayoritas suku Jawa tidak membuat Bu Leman merasa canggung atau pun minder. Bu Leman ini sudah tinggal di pulau Jawa selama 27 tahun dan baginya waktu tersebut cukup untuk berbaur dan mengikuti kebiasaan masyarakat disini.
"Dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung" Tuturnya
Beliau sangat senang tinggal di Jawa, karena orang-orang disini sangat ramah, saling membantu dan bisa menjaga privasi orang. Beliau sangat bersyukur karena dipertemukan dengan orang-orang baik di lingkungan nya sampai anak-anak nya tumbuh besar disini dan sekarang Bu Leman telah mempunyai dua orang cucu. Di pulau Jawa ini, Bu Leman tidak memiliki saudara sama sekali. Dan tetangganya lah yang menjadi saudara beliau. Beliau dengan senang hati mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan sekitar dengan senang hati, itulah yang beliau lakukan saat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Dengan itu, Bu Leman juga mendapatkan banyak teman dan menambah saudara.
Dari sini kita bisa mengambil pelajaran bahwa hargailah semua orang yang ada di sekitar kita. Saling membantu dan tolong menolong meskipun kita berbeda dari segi suku, etnis, agama. Tetapi kita itu satu saudara, maksudnya persaudaraan kenegaraan atau yang biasa dikenal dengan ukhuwah Wathaniyah. Maksud dari ukhuwah ini adalah seseorang merasa saling bersaudara satu sama lain karena merupakan bagian dari bangsa yang satu, contohnya di Indonesia ini. Kita juga harus memiliki dan mengembangkan rasa toleransi kita terhadap semua warga Indonesia yang berada di sekitar kita.
Ketika kita berada di posisi kelompok mayoritas, jangan pernah kita memandang rendah kelompok minoritas. Kita bisa merangkul atau berbaur dengan mereka yang kelompoknya minoritas. Jika seperti ini kita lakukan, maka kelompok minoritas pun merasa nyaman berada dekat dengan kita. Sebaliknya, jika kita berada di posisi kelompok minoritas maka, kita jangan malu-malu atau sungkan untuk berkenalan dan berkomunikasi dengan mereka yang termasuk kelompok mayoritas. Dengan begitu kita bisa dengan mudah akrab dengan kelompok mereka yang mayoritas.
Betapa indahnya ketika kita memiliki saudara yang berasal dari berbagai macam pulau, kita bisa belajar bahasa mereka dan mereka bisa belajar bahasa daerah kita. Meskipun kita tidak sedarah, tapi kita satu bangsa. Saat ini masih banyak sekali kasus sara, pelecehan antar umat beragama, dan masih banyak lagi. Itu semua karena kurang nya kesadaran diri dari masyarakat dan minimnya rasa toleransi yang ada di dalam diri mereka. Dengan ini, sebagai mahasiswa kita bisa memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya masyarakat yang minim akan pengetahuan. Atau kita juga bisa memberikan edukasi dengan cara membuat video animasi untuk dinikmati para anak-anak kecil yang juga harus diberikan pemahaman akan pentingnya memiliki rasa toleransi. Kita juga bisa membuat tebak-tebakan tentang keberadaan di Indonesia, seperti bahasa daerah di Indonesia ada apa aja, sukunya ada apa aja, rumah adat di Indonesia apa aja, dan lain sebagainya. Dengan begitu kita juga akan merasa enjoy karena bermain sambil belajar.
Mungkin sampai disini dulu tulisanku kali ini ya. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang tidak berkenan di hati. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat kita semua. Dan trimakasih buat kalian yang sudah baca sampai akhir. See you on the next topic ! Bye
0 komentar:
Posting Komentar