Tawakkal Seorang Hamba

Kamis, 25 Maret 2021

 Assalamualaikum semuanya, welcome back to my blog !

Apa kabar nih kalian ? Semoga sehat selalu ya

Beberapa hari yang lalu, aku dan teman-temanku berkunjung ke pondok pesantren ku semasa SMP sampai SMA. Disana kami menemui Bapak Kyai untuk sowan dengan beliau dan sekedar berbincang santai. Sebelumnya kami sudah menghubungi sekretaris beliau untuk menjadwalkan pertemuan ini. Karena beliau super sibuk, jadi setiap ada yang mau bertemu dengan beliau, maka harus mengatur jadwal dengan sekretaris beliau yang juga ustadz di pondok. KH. Nur Cholish Misbah adalah nama lengkap beliau, lebih akrabnya kami memanggil beliau dengan sebutan bapak. 

Seketika ada rasa rindu terhadap suasana pondok yang seperti ini bersama teman-teman. Saat itu aku dan teman-temanku beserta bapak berduduk santai di depan dalem beliau. Di sekeliling dalem terdapat banyak pepohonan, ada pohon bambu kuning yang bapak tanam beberapa tahun yang lalu. Bapak suka terhadap pepohonan sehingga di sekitar dalem ada banyak jenis tumbuhan ada pepaya yang bapak temukan di jalan kemudian bapak ambil dan bapak pindahkan ke tempat ini. Selain itu, juga ada tanaman terong, pohon durian, alpukat, jeruk dan mangga dengan berbagai jenis. Juga ada buah tin dan berbagai tanaman hias yang banyak jumlahnya. 



"Saya ingin menikmati hidup se segarnya. Apapun kita harus bisa menikmati barangkali kita hidup dalam keadaan serba terbatas tapi sebenarnya ketika hati kita kita buka banyak hal yang membuat kita gembira. Tanaman-tanaman kecil yang ada disekitar kita bisa menimbulkan kegembiraan. Alpukat yang kita tanam dari kecil mulai mengeluarkan kuncup-kuncup baru dan telah berbuah beberapa kali, pohon pisang yang kelihatannya hidup segan mati tak mau sekarang sudah tumbuh besar. Ada pohon Trembesi Yang menaungi kita yang tidak pernah bosan untuk menyebarkan kesejukan pada diri kita ini adalah sebuah kegembiraan. Lihatlah di rumah kalian di sekitar rumah kalian ceritakan hal-hal kecil yang membuat kalian berbahagia yang kalian senang yang kalian menjadi lebih optimis dalam menjalani kehidupan". Begitulah dawuh beliau.

Beliau juga menyampaikan bahwa beliau ingat dengan sebuah Hadis Qudsi, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman انا عند عبدي ظني بي  yang artinya "Aku sesuai dengan prasangka hambaku". kadang-kadang ketika kita menghadapi kesulitan yang bertubi-tubi, kita kadang-kadang kehilangan harapan. Apakah kesulitan ini akan berakhir ? Seperti ekonomi yang tidak kunjung ada solusi. Ini kemudian juga bisa menimbulkan kegelisahan dan pesimisme yang kemudian melahirkan buruk sangka. Kita sudah menghadapi kesulitan dan kesulitan itu tidak berujung kepada kebaikan, ditambah lagi kita berburuk sangka. Maka, itu harus kita hindari agar kita bisa ciptakan hal kecil yang membahagiakan. Yang akan tumbuh didalam hati kita rasa optimisme, berbaik sangka. 

"Yakinlah bahwa Allah yang menggenggam ini. Kalau Allah bisa membuat kita menghadapi proses yang sulit, Allah juga akan bisa merubah kesulitan itu dalam waktu relatif singkat untuk menjadi kebaikan". Ini adalah catatan penting dari beliau untuk kami.

Pesan beliau untuk kita semua :

Yang pertama, selalu optimis menghadapi kehidupan 

Yang kedua, kita bisa sederhana di sekitar rumah kita agar kita bisa berbahagia dalam segala hal yang ada 

Dan yang ketiga, selalu berbaik sangka atau berhusnudzon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala 

"Saya yakin kalau tiga hal ini diamalkan dengan sangat sungguh-sungguh, maka kita tidak perlu untuk melihat Bagaimana Allah memberikan Anugerah kepada orang lain. Sebaliknya, dengan Allah berikan kepada kita dan kita bersyukur terhadap anugerah yang Allah berikan kepada orang lain. Melihat hamba yang seperti itu, bergembira seorang hamba itu tidak memilih dalam hidupnya. Seorang hamba itu apa kata tuannya, seorang hamba itu tawakal". Begitu imbuh beliau.

MaasyaaAllah, banyak sekali pengetahuan yang beliau ajarkan. Beliau selalu mengajarkan kepada santrinya untuk berbuat hal sederhana yang bisa membuat kita bahagia. Contohnya seperti bercocok tanam, karena hal ini akan memberikan dampak positif buat diri kita sendiri dan lingkungan sekitar. Dengan ini, kita bisa lebih mencintai makhluk Allah, apabila kita rajin merawat tanaman maka, lingkungan kita juga akan asri. Dan itulah yang beliau lakukan juga saat di pondok. Jadi tidak salah lagi jika al-Amanah, pondok kita itu sangat asri karena banyak tanaman yang tumbuh subur disana.

Beliau juga selalu mengajarkan tentang keoptimisan dan khusnudzon atau berbaik sangka kepada Allah. Ya, karena Allah akan sesuai dengan prasangka hamba-Nya seperti hadits yang telah disampaikan di atas tadi. Sejak SMP, kita sudah dilatih untuk menuliskan impian kita. Kita harus yakin dengan apa yang kita impikan. Dan tak lupa kita juga harus berdo'a kepada Allah agar dimudahkan dalam mencapai impian kita. Setelah kita tulis, biasanya kita tempel di tempat yang sering kita lihat agar kita selalu ingat, dan jangan lupa untuk berusaha agar kita bisa mewujudkan impian kita.

Semoga bapak selalu diberikan kesehatan, diberikan keberkahan di setiap umurnya. Pondok pesantren modern Al-Amanah juga semakin berkembang agar bisa melahirkan lebih banyak lagi generasi-generasi penerus bangsa yang berbudi luhur. "Pesantren biasa untuk mereka yang bercita-cita menjadi luar biasa" adalah motto pesantren al Amanah tercinta.

Mungkin sampai sini dulu penjelasan saya untuk kali ini. Semoga ada hikmah yang bisa kalian ambil dari cerita ini. Terima kasih banyak buat kalian yang sudah membaca sampai akhir. Mohon maaf apabila ada kesalahan kata dalam penulisan. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokaatuh

Sampai bertemu di tulisan selanjutnya ! Bye...

0 komentar:

Posting Komentar