Tradisi dan Budaya Gresik

Kamis, 04 Maret 2021

Hallo teman-teman semua !

Seperti yang telah kita ketahui, Indonesia adalah negara kepulauan dimana pada setiap kepulauan itu terdiri dari berbagai daerah yang tentunya memiliki budaya dan tradisi masing-masing. Kebudayaan dan tradisi ini terbentuk dari sebuah adat dan istiadat yang menjadi ciri khas pada sebuah daerah, suku, dan golongan tersebut. Berbicara mengenai tradisi dan budaya, kali ini saya akan mengulas salah satu tradisi di Gresik. 

Gresik merupakan salah satu kabupaten yang terletak pada provinsi Jawa timur. Nama Gresik berasal dari giri gisik yang berarti gunung di tepi pantai. Kabupaten ini dikenal sebagai tempat berdirinya pabrik semen pertama dan perusahaan semen terbesar di Indonesia yaitu Semen Gresik. Kabupaten Gresik juga terkenal sebagai kota Walisongo, hal ini ditandai dengan peninggalan sejarah dan makam Sunan Giri dan Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang terletak di Gresik. Kota santri ini sudah ada menjadi pelabuhan utama dan kota dagang yang cukup penting sejak abad ke-14. 

Pudak dan nasi krawu menjadi salah satu makanan khas Gresik. Di sisi lain, objek wisata yang ada di Gresik memang belum terlalu banyak, akan tetapi ada beberapa objek wisata yang menjadi sorotan pada Gresik ini. Diantaranya ada Pulau Bawean, pantai delegan, muara bengawan solo, banyu biru lowayu, dan yang terbaru ada dinasty water world. Selain objek wisata, Gresik juga memiliki wisata ziarah yaitu makam para leluhur. Tari pencak macan, tari zavin Mandilingan, tari kencrengan, wayang kulit, dan orkes Melayu dangdut merupakan wisata seni budaya yang ada di Gresik. Ada juga beberapa acara perayaan yang ada di Gresik, diantaranya festival damar kurung, pasar bandeng, sedekah bumi, pencak macanan, malem slawe, islamic book fair Gresik, dan pencak silat bawean. Selain itu, ada beberapa tradisi yang sudah sejak lama dan hingga saat ini masih berlangsung. Yaitu ada haul bungah, nyandran di desa abar-abir dan rabo wekasan.

Nah, rabo wekasan inilah yang akan saya bahas lebih lanjut. 

Rebo wekasan adalah tradisi unik yang biasanya diadakan di desa suci kecamatan manyar. Tradisi ini berlangsung setiap malam rabo terakhir pada bulan safar (bulan kedua pada kalender Hijriyah) setiap tahunnya. Rabo wekasan juga memiliki nama lain yaitu Rabu Pungkasan atau Rabu Kasan. Dihari itu Pula awal dari Jatuh Sakitnya Rasulullah, Selama beberapa hari berturut turut dimulai sakitnya di Hari Rabu Terakhir Bulan Safar, sampai di hari Ke-12 Hari Senin bulan Maulid Nabi, beliau wafat. 

Sebagaimana dijelaskan di dalam beberapa kitab, pada hari Rabu Pungkasan itu Pula ALLAH Menurunkan ke Dunia sebanyak 360.000 Macam BALA / MUSIBAH, baik kecil atau Besar termasuk Apes atau malapetaka yang bisa menimpa kepada seluruh Mahluk di Langit dan Bumi, dimulai dari Fajar Shubuh di hari Rabu tersebut.

Maka dari Itu, Para Ulama menyarankan agar berdo'a bersama dan bersedakah pada hari rabo wekasan tersebut, karena sedekah dianggap memiliki Keutamaan, yaitu dapat menolak BALA'/MUSIBAH, seperti Yang diriwayatkan dalam Hadist,

Rasulullah Muhammad ﷺ Bersabda: "Bersegeralah untuk bersedekah. Karena musibah dan bencana tidak bisa mendahului sedekah".

BERSEDEKALAH dalam bentuk Apapun tidak harus dengan Uang atau suatu benda. Bisa sedekah dengan bertasbih, bertahmid, bertahlil, menyingkirkan batu/duri/sesuatu yang berbahaya di jalan dll. Namun lebih Afdholnya dengan sesuatu yang membuat orang lain bahagia. DAN BERDO'ALAH, sendirian atau BERJAMA'AH, memohon kepada Allah agar dihindarkan dari BALA yang ALLAH turunkan selama seharian penuh di Hari Rabu Pungkasan nanti.

Dalam hal ini, saya juga mewawancarai beberapa warga yang tinggal di daerah Gresik. Salah satunya Bapak Hadi. "Rabu tanggal 14 Oktober 2020 M lalu Bertepatan dengan 26 Safar 1442 H yang saat itu memasuki Suatu Hari yang dikenal dengan Istilah Rabu Wekasan. Tak ada yang spesial dihari Rebo Wekasan tahun 2020. Disamping kita dituntut untuk selalu berhati-hati dan waspada terhadap Covid-19 di desa Suci kita juga tidak bisa leluasa dalam berkarya. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tumpeng waktu itu tidak diarak melainkan langsung ditempatkan di masjid mamba'ut tho'at dan diperebutkan oleh para jama'ah di akhir acara."  Ujarnya saat kami mewawancarai beliau.

"Semoga saja pandemi ini segera berakhir agar kita semua bisa beraktifitas seperti sedia kala." Imbuhnya

Khotmil Qur'an juga merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang rutin diadakan oleh ibu-ibu PKK untuk memperingati Tradisi Rebo Wekasan desa Suci, kegiatan tersebut bertujuan memupuk silaturrahmi antar ibu RT dan ibu RW se desa Suci. Tidak hanya bersilatturahmi saja kegiatan tersebut juga bertujuan untuk berdo'a bersama agar desa Suci dijauhkan dari bala dan musibah, tentunya rangkaian tersebut tetap dengan mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah

Lain halnya dengan mbak Rohmatul afifah yang tinggal di dusun duduk kecamatan Duduk sampean ini. Beliau merupakan salah satu alumni ponpes qomaruddin bungah Gresik. Menurut yang beliau ketahui, saat rabo wekasan juga dilaksanakan tahlilan, baca Qur'an serta ada orang yang berjualan juga. 

"Onok tahlilan, ngaji terus ono wong dodolan pisan" ujarnya.

"aku mesti gak diolehi bunyai ku mrunu soale rame wedi lapo Lapo, tapi mesti nk ono acara rebo wekasan arek pondokku dikei banyue teko rebo wekasan iku mau, air do'a ben berkah jarene" jelasnya.

Maksud dari perkataan beliau adalah setiap ada rebo wekasan, anak pondok qomaruddin selalu diberi air minum dari acara rabo wekasan itu yang katanya biar barokah. 

Untuk sholat sunnah yang dilaksanakan pada rabo wekasan ini pun hanya boleh diniatkan untuk sholat sunnah mutlaq atau sholat hajat, karena di dalam syariat islam rabo wekasan itu tidak ada. Mengapa hanya diperbolehkan berniat untuk sholat sunnah mutlaq atau sholat hajat saja ? Karena kedua sholat ini boleh dilakukan kapan saja dan rakaatnya pun tidak dibatasi. 

Semoga tradisi yang ada di daerah kita bisa selalu terjaga dengan baik ya. Sekian pemaparan dari saya, kurang lebihnya mohon maaf. Terimakasih


0 komentar:

Posting Komentar