Mata Kuliah Yang Menyenangkan

Rabu, 28 April 2021

 Assalamu'alaikum temen-temen semua. Kembali lagi nih yeee di blogku yang tercinta ini. Semoga kalian nggak bosen baca tulisaku lagi wkwk.

Alhamdulillah dua semester ini bisa bertemu dan belajar bersama Pak Edi. Eh tapi, Pak Edi baru mengajar di semester dua aja ding. Soalnya waktu semester pertama pada mata kuliah Pancasila yang mengajar selalu Pak Damar. Hehehe bercanda pak, jangan marah loh pak. Nanti cepet tua loh.

Waktu semester pertama pada mata kuliah Pancasila, apalagi waktu pertemuan pertama di zoom. Saya sudah sedikit curiga sama bapak. Karena waktu bapak mengaku sebagai asisten dosen yang bernama Pak Damar, rasanya kayak nggak mungkin gitu kalau ada mahasiswa yang seumuran bapak wkwkwk. Baiklah, ketika masih pertemuan pertama kita semua disuruh memperkenalkan diri dan menyebutkan keunggulan dari diri sendiri. Sampai pada beberapa pertemuan berikutnya, pak edi kok nggak pernah muncul ya. Kok selalu digantikan sama asistennya. Dan sampailah pada titik terang wkwk, ketika ada pertemuan konferensi melalui zoom bersama TNI dan beberapa narasumber lainnya. Dan ketika saya lihat pada layar Pak Damar, namanya bukan Damar Jagad. Melainkan Edi Purwanto kalo nggak salah, berarti bener wkwk. Dan ternyata ada teman sekelas yang juga merasakan ada sesuatu yang janggal. Dan, ternyata 😭 Pak Damar adalah Pak Edi. Kayaknya Pak Edi istiqomah deh bohongin mahasiswanya hehehe. Tapi, kita sekelas sepakat kalau pura-pura nggak tau kalau Pak Edi dan Pak Damar adalah orang yang sama. Jadi kita sepakat tuh buat ngikutin alurnya Pak Edi 😂.

Agak sebel sih pak karena saya dan teman-teman saya merasa tertipu. Tapi ya udah lah ya, kalau nggak gini namanya bukan Pak Edi wkwk. Bapak bikin sistem seperti ini biar mahasiswa nya nggak sungkan, nggak takut, nggak dredeg kan pak saat menyampaikan pendapatnya. Iya kan pak ? 

Sebenarnya saya bingung pak kalau disuruh mengevaluasi. Ya karena saya sudah terlanjur nyaman dan suka dengan sistem pembelajaran bapak yang seperti ini. Baru kali ini, saya merasa bahwa belajar kewarganegaraan itu menyenangkan. Habis nya dari dulu, mulai SD sampai SMA saya merasa bosan sama mata kuliah ini. Yang pertama, karena menurut saya dulu gurunya kurang asyik, model atau sistem pembelajaran nya kurang menarik. Ya sangat membosankan lah. Dan Alhamdulillah saat kuliah bisa bertemu dengan Pak Edi yang benar-benar berbeda dari dosen yang lainnya. Gimana nggak beda 😭, Orang cuma Pak Edi yang sempat-sempatnya punya pikiran buat bohongin mahasiswanya. Tapi kalau nggak gini, nggak akan berbeda dari yang lain pak. Tetap seperti ini ya Pak, biar nggak cuma berakhir di angkatan saya aja yang tertipu wkwk. Adik kelas juga harus merasakan pak.

Oh iya, by the way seperti yang sudah saya sampaikan di atas. Bahwa sistem pembelajaran bapak itu sangat menyenangkan. Tidak terlalu membebani mahasiswa, jadi saya merasa enjoy ketika belajar pada mata kuliah bapak. Ya, meskipun awalnya agak kaget ketika diberi tugas membuat artikel setiap kali pertemuan. Tapi lama-lama menjadi terbiasa, dan mungkin ketika besok sudah tidak ada mata kuliah bersama bapak. Rasanya kangen sekali mungkin. Waktu bapak ngasih tugas akhir berupa video kampanye, apalagi disuruh upload di tiktok, Twitter, dll. Saya sempat mengeluh pak, ya karena membuat video itu termasuk kegiatan yang menguras tenaga dan emosi wkwkwk. Serta belum pernah download dan benar-benar nggak ngerti gimana cara mengoperasikan dua sosmed ini (tiktok dan Twitter) . Tapi dengan adanya tugas dari bapak, akhirnya saya jadi punya dua medsos tadi. Jadi bikin nambah wawasan, mulai dari Twitter yang sudah terkenal dengan juaranya trending karena hashtagnya. Dan tiktok yang nggak hanya berisikan video joget-joget aja. Ada banyak video edukasi yang bisa menambah wawasan kita semua sebagai kaum millennial. 

Dua semester ini menurut saya sangat menyenangkan dan mengesankan khususnya pada mata kuliah Pancasila dan kewarganegaraan. Banyak hal-hal baru yang saya temui ketika belajar bersama Pak Edi. Terutama saya menjadi lebih terbuka dalam berfikir, karena bapak memberi tugas yang sebenarnya itu dibutuhkan oleh diri saya sendiri. Mulai dari tugas membuat artikel dengan teman terorisme, konstitusi, masyarakat madani, pluralisme, HAM, mengenal budaya dan tradisi lingkungan sekitar, dan lain sebagainya. Sebelumnya saya mau mohon maaf kepada bapak, mungkin ada tingkah laku atau perkataan yang kurang berkenan di hati bapak. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Karena saya juga termasuk mahasiswa yang sering telat atau mepet-mepet dalam mengumpulkan tugas. Saya juga mahasiswa yang tidak terlalu aktif saat ada diskusi. Sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya ya pak. Trimakasih sudah sangat baik dan sabar dalam mengajarkan dan membimbing kami. Terimakasih juga sudah menjadi dosen yang pengertian, friendly, tidak galak wkwk yang membuat mahasiswa nya menjadi nyamam dan tidak ada rasa tertekan sama sekali dalam belajar. Ya kan jadi curhat ini ceritanya wkwk. Nggak papa kan pak. ^_^

Saya berharap semoga bapak selalu diberi kesehatan, dimurahkan rezekinya, dimudahkan segala urusannya. Pokoknya do'a yang terbaik buat bapak deh. Semoga saya dan teman-teman yang lain bisa segera bertemu dengan bapak. Biar nggak cuma ketemu di online aja hehehe.

Terima kasih buat semuanya yang sudah membaca sampai akhir. See you on the next topic. Bye

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokaatuh

This is Me

  Assalamualaikum semuanya. Kembali lagi di blog ku tercinta ini hehe. Apa kabar nih ? Semoga sehat selalu ya.

Sebelumnya kalian sudah kenal belum sama aku ? :)

Perkenalkan namaku Lathifah Aulia Nur Rohmah, biasa dipanggil Aulia, lia atau lathifah. Ya, nama panggilanku lebih dari satu. Dari kecil, kedua orang tuaku, keluargaku, saudara-saudaraku, teman kecilku, dan tetanggaku memanggilku dengan panggilan Lia. Ketika aku mulai memasuki Sekolah Dasar, panggilanku menjadi Aulia. Akan tetapi, kebanyakan guru memanggil ku dengan panggilan Lathifah. Karena Lathifah adalah nama depan jadi, yang diingat oleh guru-guru ku adalah nama depan. Hingga terkadang ketika ada sesi perkenalan diri, aku pun bingung ingin memperkenalkan diri dengan panggilan yang mana 😂. 

Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara yang terlahir dan dibesarkan dari keluarga yang sederhana dan Alhamdulillah berkecukupan. Pasuruan, 13 Mei 2001 adalah tempat tanggal lahirku. Ayah dan ibuku bukanlah lulusan sarjana. Saat ini ayah bekerja sebagai pebisnis online dan ibuku seorang ibu rumah tangga. Menyanyi dan bermain gadget adalah hobiku. Saat aku duduk di bangku sekolah dasar, aku pernah mendapatkan peringkat tiga besar di kelas. Aku juga pernah diamanahi untuk mengikuti olimpiade serta beberapa lomba untuk mewakili sekolahan. MI Riyadlatul Athfal adalah nama Madrasah ibtidaiyahku dulu. Mungkin dari sanalah mereka menaruh harapan besar kepadaku agar bisa menjadi orang sukses yang dapat bermanfaat bagi orang lain. 

Saat memasuki bangku SMP yang berada dalam naungan pondok pesantren, aku mulai merasa bahwa selain pelajaran yang semakin berat untuk dipelajari, teman yang aku temui semakin beragam. Mungkin ketika aku masih MI belajar saat ada tugas atau pekerjaan rumah dan ujian saja itu sudah cukup. Namun ketika mulai memasuki lingkungan pesantren, belajar saat ada tugas dan ujian saja tidaklah cukup. Disana aku mulai terbiasa untuk belajar setiap hari ditemani dengan teman-teman dan kakak kelas maupun ustadzah. Karena tidak ada televisi, kegiatan yang padat pun akhirnya dapat membuatku merasa lupa akan kebiasaan ketika berada di rumah. Aku berada di pondok sampai menduduki bangku SMA. Menimba ilmu di pondok pesantren modern Al-Amanah membuat aku belajar banyak hal. Mulai dari belajar mengenai kehidupan sehari-hari, ikhtiar, dan berani bermimpi setinggi-tingginya. Disana aku dan teman-temanku juga dibiasakan untuk menulis impian. Kemudian ditempelkan di tempat yang sering kita lihat agar selalu ingat.

Nah, ketika masih kecil, tentunya kalian sudah mempunyai cita-cita kan ya. Tapi seiring berjalannya waktu, cita-citaku berubah-ubah. Apa kalian juga merasakan seperti ini ? Kalau iya, boleh dong komen di kolom komentar. Kalau aku iya, saat kecil aku bercita-cita ingin menjadi dokter gigi. Karena, aku terinspirasi dari tanteku yang berhasil menjadi sarjana dokter gigi. Kemudian berganti lagi ingin menjadi guru. Sampai saat SMA pun, aku masih bingung dengan diriku sendiri yang belum menemukan cita-cita yang tetap. Ketika lulus SMA dan akan memasuki bangku kuliah, aku masih dibuat bingung dengan diriku sendiri. Aku merasa belum menemukan potensi atau passion yang tepat dalam diriku. 

Belajar bahasa menurutku juga sangat menyenangkan apalagi bahasa Arab. Dari MI aku sudah mulai merasa senang belajar bahasa Arab. Kemudian saat masuk pesantren, aku juga disuguhkan dengan bahasa Arab. Karena disana setiap harinya kita wajib memakai bahasa arab dan inggris. Saat memilih program studi untuk memasuki bangku kuliah, aku masih bimbang antara mengambil jurusan bahasa Arab atau jurusan yang berbau bisnis. Sejak kecil, aku sudah terbiasa ikut ibu berjualan roti dan gorengan di depan rumah. Saat kita pindah dari rumah kontrakan ke rumah kami sendiri pun ibu masih berjualan, awalnya ibu membuka toko di depan rumah. Kemudian, saat ayah dan ibu punya rezeki akhirnya ayah membuatkan ibu toko di samping rumah. Saat aku duduk di bangku sekolah dasar, aku pernah berjualan bulpoint dengan berbagai macam bentuk yang unik, menjual bross dan gantungan kunci dari kain flanel. Saat duduk di bangku sekolah menengah pertama sampai SMA teman-teman ku juga sering menitip beli minyak zaitun kepadaku. Ya istilahnya seperti jastip gitu. 

Dari sanalah jiwa-jiwa untuk berbisnisku mulai tertanam hehe. Saat lulus SMA aku memulai untuk membangun bisnis. Dimulai dari menjadi dropshiper, kemudian reseller, marketer, dan affiliate. Semuanya aku lakukan dengan sistem online. Alhamdulillah semuanya membuahkan hasil yang bisa menjadi pemasukan bagiku dan sedikit membantu perekonomian keluarga. Tetapi tidak semudah yang dibayangkan, yang hanya sekali posting langsung ada hasil. Nyatanya, ketika sebulan pertama aku join reseller tidak ada satupun yang tertarik dengan jualanku ini. Akhirnya ketika aku mulai memperbaiki tampilan Instagram, mulai membuka toko di market place, mulai lebih rajin lagi dalam beriklan akhirnya datanglah customer yang benar-benar aku nggak kenal sebelumnya. Karena dia tau olshop ku dari instagram dan shopee. MaasyaaAllah sungguh semua ini nggak luput dari kuasa-Nya.

Akhirnya, aku memutuskan untuk memilih program studi manajemen yang menurutku aku bisa belajar lebih banyak tetang bisnis saat itu. Menjadi pengusaha sukses di usia muda adalah cita-cita ku saat ini. Berbekal dari ilmu yang aku dapat saat bergabung menjadi anggota OSIS waktu SMP, ketua kamar dan ketua gedung saat di pesantren. Semoga aku bisa terus mengembangkan potensi yang ada di dalam diriku. 

Manusia tidak akan luput dari kesalahan. Maka dari itu saya mohon maaf apabila ada salah kata yang tidak berkenan di hati kalian. Trimakasih sudah membaca tulisanku sampai akhir. Semangat buat semuanya yang sedang berproses dalam menggapai cita-cita. Semoga Allah SWT selalu memudahkan lamgkah kita. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. 


Ayah & Ibu Adalah Semangatku

  Assalamualaikum teman-teman semua !

Apa kabar nih ? Semoga baik-baik aja ya.

Trimakasih sudah mau berkunjung kembali di artikel ku. Selamat membaca. 

Berbicara mengenai kehidupan, terkadang kita pernah berfikir kalau hidup itu nggak sesuai dengan apa yang kita inginkan dan terkadang hidup itu penuh dengan lika-liku. Aku pun merasa demikian. Merasa hidup itu capek ketika aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Waktu itu aku merasa kasih sayang orang tua ku kepadaku itu berkurang karena terbagi dengan adikku. Saat itu, aku juga merasa sangat dikekang oleh orang itu. Apapun yang aku lakukan itu selalu dibatasi. Sampai-sampai muncul keinginan untuk pergi dari rumah hehehe. Random banget ya pikiran anak SD. Mungkin orang tuaku itu termasuk overprotective parenting atau helicopter parenting. Mungkin bagi kalian yang belum tau dengan istilah ini bisa searching di google ya. Baru-baru ini juga muncul istilah strict parents, dan menurutku mereka hampir termasuk dalam istilah ini.

Menurut artikel yang aku baca, ada beberapa dampak dari helicopter parenting ini. Salah satunya anak menjadi mudah berbohong. Dan yang aku rasakan memang benar adanya, karena aku merasa terlalu dikekang. Sampai suatu ketika aku ingin mengikuti acara buka bersama dengan teman SD ku dan aku nggak boleh berangkat sendiri. Jadi harus berangkat dengan teman perempuan. Nah, saat itu aku sudah janjian dengan temanku ini jauh-jauh hari. Awalnya dia bilang bisa. Akan tetapi, temanku ini mendadak nggak bisa ikut dan dia baru ngasih kabar ke aku sore harinya di hari H. Berhubung kita buka bersama nya di rumah makan, dan kita (aku dan temenku) itu sudah ikut mengisi list di grup, jadi kita sudah dipesankan makanan juga. Akhirnya aku bertekad untuk tetap ikut meskipun tanpa temanku. Jadi aku berangkat sendiri dan aku nggak bilang ke orang tuaku kalau aku nggak jadi berangkat sama temanku. Nah, ketika sehabis Maghrib ibu ku mengirim pesan ke temanku satunya. Saat itu aku belum punya handphone karena baru lulus pondok. Dan akhirnya aku disuruh pulang. Waktu sampai rumah ternyata ibuku sudah tau kalau aku berbohong. Aku mulai di interogasi, dan akhirnya aku memutuskan untuk bilang gini ke orang tuaku "Kalau aku bilang ke ibu, Bila (temenku) nggak jadi ikut. Nanti aku pasti nggak diizinin ikut bukber". Dari situ mungkin orang tuaku bisa terbuka pikirannya. Bahwa anaknya itu juga butuh waktu untuk sekedar bertemu dengan teman lamanya. Alhamdulillah dari kejadian itu aku sudah mulai dapat izin keluar rumah, yaaa meskipun masih agak susah. Tapi setidaknya nggak sesusah waktu itu, mungkin level kesusahan nya sudah turun hehe.

Berbohong nya jangan ditiru ya teman-teman. Hehehe.....

Orang tuaku juga termasuk tipe orang tua yang kurang bisa open minded. Mereka selalu merasa bahwa yang benar itu ya apa yang menurut mereka benar. Meskipun terkadang bisa sedikit terbuka, tapi persentase nya itu sangat kecil hehe. Aku merasa mereka selalu ingin dimengerti, tetapi kan adakalanya anak mereka itu juga harus dimengerti. Tetapi aku sangat bersyukur karena mereka selalu mencukupi semua kebutuhanku. Mulai makan yang tidak pernah kurang, selalu diingatkan minum vitamin dan rumah yang Alhamdulillah nyaman sekali. 

Mungkin sebenarnya orang tua melakukan itu semua karena sayang dan terlalu khawatir dengan anaknya, akan tetapi mungkin cara yang mereka lakukan itu kurang tepat. Aku juga merasa kalau orang tuaku menaruh harapan yang amat besar kepadaku. Menjadi anak pertama yang kebetulan perempuan merupakan sebuah anugerah bagiku. Bermimpi bisa membantu perekonomian keluarga dan juga bisa membiayai sekolah adikku. Setelah ayahku di PHK, tekad untuk membantu perekonomian keluarga semakin besar . Waktu ayahku di PHK, aku masih duduk di bangku SMA dan masih berada di pondok. Belum merasakan bagaimana susahnya orang tuaku mencari nafkah buat biaya pendidikan dan kebutuhan sehari-hari kita. Setelah lulus SMA, aku baru merasakan kesusahan orang tuaku mencari nafkah. Dari situ, muncullah semangat untuk bisa membantu perekonomian keluarga dan aku mulai memotivasi diriku sendiri. Aku mulai merintis bisnis kecil-kecilan. Mulai dari ikut reseller tas, hijab, skincare. Alhamdulillah sampai sekarang masih aku lakukan. Yaaa, meskipun belum sehebat atau sesukses orang-orang diluar sana. 

Ketika kamu merasa lelah di dalam dunia ini, ingatlah bahwa Rasullullah SAW pernah bersabda "Dunia adalah penjara bagi orang mukmin, dan surga bagi orang kafir" (HR. Muslim). Tapi, jangan sedih dulu ya gais. Tetaplah berdo'a meski do'amu itu belum dikabulkan. Karena Allah lebih mengetahui saat yang tepat untuk mengabulkan do'amu. Ustadz Yusuf Mansur juga pernah berkata bahwa "Saat kita berada di titik terendah itulah masa-masa yang berharga. Kak sherly annavita juga pernah berkata "Hidup itu ada dua pilihan, diwarnai atau mewarnai. Kalau belum bisa mewarnai, setidaknya kalian diwarnai dengan lingkungan yang positif". Itulah beberapa kutipan yang selalu membuat aku semangat dan bertahan dalam menjalani hidup.

Buat kalian semua yang mungkin juga berada dalam posisi yang sama sepertiku. Aku cuma mau bilang Semangat ya, dan jangan pernah kamu berkeinginan untuk mengakhiri semuanya (mengakhiri impian yang sudah kamu bangun dengan baik). Ketika kamu ingin mengakhiri semua ini ingatlah tujuan dan impian awalmu. Karena masih ada orang-orang yang menunggu kesuksesan dan keberhasilanmu dan mereka akan sangat bangga kepadamu. Dan yang paling penting jangan lupa berdo'a ya. Karena usaha tanpa do'a itu sombong, dan do'a tanpa usaha itu bohong. Sejatinya, tidak ada kata istirahat di dunia karena akhirat lah tempat istirahat yang abadi.

Terimakasih buat semuanya yang sudah membaca artikelku ini. Masih banyak yang harus diperbaiki lagi. Karena aku juga masih pemula dalam hal tulis menulis ^_^. Semoga ada ibrah atau hikmah yang bisa diambil dari tulisanku ini ya. See you on the next articel.  Bye. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


Kasus Terorisme Kembali Terjadi Di Indonesia

Kamis, 08 April 2021

  Assalamualaikum teman-teman semua. Welcome back to my blog. Apa kabar nih kalian semua ? Semoga sehat selalu ya. Tetap menjalankan protokol, pakai masker, cuci tangan dan tidak berkerumun. 

Berbicara mengenai terorisme tentunya sudah tidak asing lagi ya di telinga kita sebagai warga negara Indonesia. Pasalnya kasus terorisme di Indonesia ini sudah terjadi sejak tahun 2000 di Jakarta. Kemudian diikuti dengan 4 serangan besar dan sangat mematikan di Bali pada tahun 2002. Dan baru-baru ini, kasus terorisme kembali terjadi di negara Indonesia. Bahkan 2 kasus sekaligus yang terjadi dalam waktu yang berdekatan. Yaitu peristiwa bom bunuh diri yang ada di Gereja katedral Makassar pada hari Minggu, 28 Maret 2021 dan juga kasus terorisme di markas besar kepolisian republik Indonesia (Mabes Polri) pada hari Selasa, 31Maret 2021.

Peledakan bom bunuh diri oleh sepasang suami istri yang terjadi di Gereja katedral Makassar ini menelan banyak korban jiwa. Dan sepasang suami istri itu pun juga meninggal di tempat. Kemudian kasus terorisme yang terjadi di mabes polri terekam oleh cctv. Seorang yang berperawakan seperti wanita itu yang dikabarkan wanita millenial yang berumur 25 tahun berjalan ke arah belakang kantor mabes polri yang memang untuk umum, kemudian dia melepaskan tembakan dan akhirnya polisi menembak balik pelaku tersebut. Ia merupakan warga Jakarta.

Kasus terorisme di Indonesia ini dikabarkan terdiri dari dua pola. Yang pertama, berbentuk jaringan. Seperti, Jama'ah Ansharut Daulah (JAD) dan Jama'ah Islamiyyah (JI) yang serumpun dengan ISIS. Yang kedua, menggunakan metode lone wolf atau bergerak sendiri. Kasus terorisme seperti ini biasanya berasalan dengan dalih jihad. Namun, jika kita berpikir secara logika dan agama. Apakah bom bunuh diri itu dinamakan jihad ? Kalau menurut saya tentu tidak. Di dalam islam, bunuh diri saja tidak diperbolehkan apalagi dengan bom bunuh diri yang juga menghilangkan nyawa orang lain. 

Pelaku terorisme ini biasanya memiliki pemahaman yang radikal, suka mengkafir-kafirkan orang yang tidak sepaham dengan mereka. Pelaku terorisme juga biasanya berpakaian seperti para muslim, dan hal ini yang membuat orang non muslim itu berpikiran bahwa Islam itu agama yang keras, tidak cinta perdamaian, dan lain-lain. Padahal, Islam merupakan agama yang cinta akan kedamaian, Islam juga bukan agama yang memaksakan kehendak. Kehadiran Islam itu membawa rahmat untuk semua, "Rahmatan lil 'aalamiin" yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, toleransi dan menghargai perbedaan antar sesama. Saat perang pada zaman Rasulullah saja tidak boleh merusak tempat ibadah dalam suasana perang. Rasulullah juga tidak pernah mendzalimi orang yang berbeda keyakinan dengan kita. Kita diajarkan untuk menghargai sesama. Terorisme itu tidak beragama dan terorisme itu dibenci oleh semua agama. Dan terorisme itu bukan penampilan, melainkan pemahaman.

Pelaku terorisme itu juga biasanya sudah dicuci otaknya, mereka diberi pemahaman yang sebenarnya itu menyimpang dari akidah islam. Mereka diiming-imingi akan mendapatkan surga atau masuk surga jika meninggal di tangan musuh. Pasalnya, bom bunuh diri itu bukan meninggal di tangan musuh, melainkan dia membunuh diri sendiri, memasang bom di badan dan tidak ada musuh. Kemudian dia meninggal dan melibatkan banyak korban jiwa. Apakah itu dinamakan jihad ? Apakah itu dinamakan mati syahid ? Mungkin hanya orang yang bodoh yang bilang itu jihad atau mati syahid, yang ada itu mati sangit hehe. Tetapi jika kita berpikir lagi secara logika. Apakah yang memberikan pemahaman, yang memberikan iming-iming mendapat pahala dan masuk surga jika mati di tangan musuh itu juga melakukan hal yang sama seperti yang mereka ajarkan ? Sepertinya mereka juga ogah untuk melakukan hal tersebut.

Biasanya kelompok radikalisme seperti ini akan terus berusaha untuk mencari dan menambah anggota baru dengan cara mempengaruhi orang-orang, baik secara langsung maupun melalui perantara media sosial, bahkan ada yang terselubung melalui acara webinar dan juga bisa melakukan pendaftaran secara online. Mereka mempengaruhi orang-orang untuk bergabung dan mengikuti ajaran kelompok mereka dengan mengatasnamakan jihad.

Sebagai kaum millennial, kita harus bisa menjaga diri dalam memilah-milah kajian mana yang harus kita ikuti dan dengarkan. Apabila mendengar kajian yang dengan gampangnya menjustifikasi bahwa pemerintah itu kafir, orang yang tidak sepaham dengan dia itu kafir, maka hindarilah dan tinggalkan kajian seperti itu. Kita juga harus memperdalam serta memperkuat akidah kita. Akidah merupakan akar atau pondasi dalam diri kita menurut Islam. Jika akidah kita kuat, maka akhlaq juga akan menyesuaikan. Karena Akidah itu berkaitan dengan akhlaq. Di umur kita yang masih muda (remaja menuju dewasa) ini sangatlah rawan akan pencucian otak dengan pemahaman-pemahaman yang tidak sesuai dengan agama islam. Biasanya mereka (pelaku terorisme) menghasut anak SMA dan juga mahasiswa yang baru semester satu. Karena pemahaman tentang agama masih lemah, maka dari itu kita harus berhati-hati. 

Sebagai warga negara Indonesia, kita juga harus terus berasatu dan memperkuat karakter islam moderat di Indonesia. Karena tindakan kekerasan terorisme dan paham radikalisme ini akan memecah belah persatuan di negara Indonesia. Hati-hati juga dalam berhijrah dan jangan sampai salah guru.

Mungkin sampai disini dulu artikel kali ini. Trimakasih sudah membaca sampai akhir. Semoga kalian selalu diberi kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah. Sampai bertemu di artikel selanjutnya. Bye


Menghargai Sesama itu Indah

Kamis, 01 April 2021

 Assalamualaikum semuanya !

Welcome back to my blog, semoga kalian bisa menikmati apa yang aku tulis ya. Oh iya apa kabar nih temen-temen semua? Aku harap kalian sehat selalu, tetap jaga kesehatan, jangan lupa pakai masker dan handsantizer ya.

Jadi, pada kesempatan kali ini aku akan bercerita mengenai kelompok minoritas yang ada di daerah ku. Seperti yang sudah kita ketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam ras, suku, agama, etnis, bahasa dan budayanya. Keberagaman inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi negara Indonesia. Adanya keberagaman di Indonesia melahirkan rasa toleransi terhadap masyarakat.

Meskipun Indonesia memiliki berbagai macam perbedaan, akan tetapi masyarakat di Indonesia bisa memiliki rasa toleransi. Misalnya, ketika ada orang yang berasal dari suku Batak kemudian ia berkunjung ke pulau Jawa yang pastinya masyarakat nya mayoritas suku Jawa dan bahasanya pun bahasa Jawa. Akan tetapi, jika mereka berbincang dengan menggunakan bahasa Indonesia maka, obrolan mereka pun bisa searah. Sesuai dengan semboyan kita yaitu "Bhinneka tunggal Ika" yang memiliki arti yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu. 

Aku tinggal di Gresik, tepatnya di perumahan Oma Indah Menganti. Disini kebanyakan warganya bukan asli Gresik, melainkan banyak pendatang dari luar Gresik yang tinggal disini. Mayoritas warga disini berasal dari Surabaya, tetapi ada juga yang dari luar pulau Jawa. Misalnya, Manado, Bali, Samarinda, Kalimantan, Jakarta, Bojonegoro, Madura, dan lain sebagainya. Kami disini awalnya menggunakan bahasa Indonesia karena tidak semua warga disini paham akan bahasa Jawa. Kemudian setelah mereka (orang luar Jawa) sudah mulai terbiasa mendengar bahasa Jawa dan sedikit paham akan bahasa Jawa, kami mulai mengganti bahasa Jawa sedikit demi sedikit dalam percakapan. 

Sama halnya dengan Ibu satu ini. Disini aku tidak sendirian, aku ditemani oleh Bu Leman. Beliau berasal dan asli dari Bali. Dulunya beliau beragama Hindu, kemudian setelah beliau memutuskan untuk menikah dengan suaminya dan suaminya beragama Islam. Maka, beliau akhirnya memutuskan untuk memeluk agama Islam. Tinggal di lingkungan yang mayoritas suku Jawa tidak membuat Bu Leman merasa canggung atau pun minder. Bu Leman ini sudah tinggal di pulau Jawa selama 27 tahun dan baginya waktu tersebut cukup untuk berbaur dan mengikuti kebiasaan masyarakat disini. 

"Dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung" Tuturnya

Beliau sangat senang tinggal di Jawa, karena orang-orang disini sangat ramah, saling membantu dan bisa menjaga privasi orang. Beliau sangat bersyukur karena dipertemukan dengan orang-orang baik di lingkungan nya sampai anak-anak nya tumbuh besar disini dan sekarang Bu Leman telah mempunyai dua orang cucu. Di pulau Jawa ini, Bu Leman tidak memiliki saudara sama sekali. Dan tetangganya lah yang menjadi saudara beliau. Beliau dengan senang hati mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan sekitar dengan senang hati, itulah yang beliau lakukan saat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Dengan itu, Bu Leman juga mendapatkan banyak teman dan menambah saudara. 

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran bahwa hargailah semua orang yang ada di sekitar kita. Saling membantu dan tolong menolong meskipun kita berbeda dari segi suku, etnis, agama. Tetapi kita itu satu saudara, maksudnya persaudaraan kenegaraan atau yang biasa dikenal dengan ukhuwah Wathaniyah. Maksud dari ukhuwah ini adalah seseorang merasa saling bersaudara satu sama lain karena merupakan bagian dari bangsa yang satu, contohnya di Indonesia ini. Kita juga harus memiliki dan mengembangkan rasa toleransi kita terhadap semua warga Indonesia yang berada di sekitar kita. 

Ketika kita berada di posisi kelompok mayoritas, jangan pernah kita memandang rendah kelompok minoritas. Kita bisa merangkul atau berbaur dengan mereka yang kelompoknya minoritas. Jika seperti ini kita lakukan, maka kelompok minoritas pun merasa nyaman berada dekat dengan kita. Sebaliknya, jika kita berada di posisi kelompok minoritas maka, kita jangan malu-malu atau sungkan untuk berkenalan dan berkomunikasi dengan mereka yang termasuk kelompok mayoritas. Dengan begitu kita bisa dengan mudah akrab dengan kelompok mereka yang mayoritas. 

Betapa indahnya ketika kita memiliki saudara yang berasal dari berbagai macam pulau, kita bisa belajar bahasa mereka dan mereka bisa belajar bahasa daerah kita. Meskipun kita tidak sedarah, tapi kita satu bangsa. Saat ini masih banyak sekali kasus sara, pelecehan antar umat beragama, dan masih banyak lagi. Itu semua karena kurang nya kesadaran diri dari masyarakat dan minimnya rasa toleransi yang ada di dalam diri mereka. Dengan ini, sebagai mahasiswa kita bisa memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya masyarakat yang minim akan pengetahuan. Atau kita juga bisa memberikan edukasi dengan cara membuat video animasi untuk dinikmati para anak-anak kecil yang juga harus diberikan pemahaman akan pentingnya memiliki rasa toleransi. Kita juga bisa membuat tebak-tebakan tentang keberadaan di Indonesia, seperti bahasa daerah di Indonesia ada apa aja, sukunya ada apa aja, rumah adat di Indonesia apa aja, dan lain sebagainya. Dengan begitu kita juga akan merasa enjoy karena bermain sambil belajar. 

Mungkin sampai disini dulu tulisanku kali ini ya. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang tidak berkenan di hati. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat kita semua. Dan trimakasih buat kalian yang sudah baca sampai akhir. See you on the next topic ! Bye